JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung <p>Jurnal Pendidikan Agama diterbitkan dua kali dalam satu tahun, yaitu bulan Maret dan September. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta, STAH Lampung ikut melaksanakan pembangunan dibidang pendidikan, sehingga mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia Hindu. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan salah satunya dengan menerbitkan Jurnal dengan nama; Jurnal Pendidikan Agama. Jurnal Pendidikan Agama terbit kali ini memuat hasil-hasil penelitian di bidang Pendidikan Agama Hindu, Hukum Hindu dan Kebudayaan.</p> en-US ssuyono876@gmail.com (Suyono) nyomanbayu029@gmail.com (I Nyoman Tri Bayu Tanaya) Mon, 21 Nov 2022 17:33:02 +0700 OJS 3.2.1.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 IMPLEMENTASI AJARAN CATUR PARAMITHA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI UMAT HINDU https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/118 <p>Rasa kemanusiaan dewasa ini telah mengalami kemerosotan yang<br />mengkhawatirkan, bagaimana tidak setiap hari selalu ada saja kasus pemerkosaan,<br />perampokan, perkelahian antar kampung, pembunuhan, terorisme, korupsi dan lain-lain.<br />Semua terjadi akibat dari merosotnya moral karena dipengaruhi oleh banyak faktor, namun<br />apapun alasannya tindak kejahatan yang merugikan orang lain tetaplah tidak dibenarkan<br />dan seharusnya menjadi perhatian kita bagaimana membentuk karakter yang bertanggung<br />jawab, welas asih dan memiliki rasa kemanusiaan tanpa batasan ras, agama maupun<br />suku.Hindu mempunyai landasan yang mengajarkan umatnya menjadi manusia bermoral<br />dan berkarakter, salah satunya adalah Catur Paramitha. Persoalan pokok yang dijadikan<br />rumusan masalah yaitupertama, Bagaimana pemahaman umat Hindu di Desa Banjar<br />Agung Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang terhadap konsep Catur<br />Paramitha? Kedua, Bagaimana implementasi Catur Paramitha dalam kehidupan seharihari<br />umat Hindu di Desa Banjar Agung Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang<br />Bawang? Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis<br />penelitian yang mengkaji dan yang dapat menggambarkan realita sosial yang kompleks<br />dan konkrit. Pemahaman umat Hindu di Desa Banjar Agung Kecamatan Banjar Agung<br />Kabupaten Tulang Bawang terhadap konsep Catur Paramitha yaitu (l) Maitri (bersahabat);<br />(2) Karuna (cinta kasih); (3) Mudhita (bersimpati); (4) Upeksa (toleransi) dapat dikatakan<br />telah dipahami dan diresapi oleh umat Hindu Desa Banjar Agung, terbukti dengan<br />harmonisnya hubungan antar warga. Implementasi dari pelaksanaan Catur Paramita dalam<br />kehidupan sehari-hari umat Hindu di Desa Banjar Agung telah dilaksanakan dengan<br />baik.Umat Hindu Desa Banjar Agung dapat hidup berdampingan, serasi, selaras, harmonis<br />dan damai. Ajaran Catur Paramita sebagai implementasi dari ajaran Tat Twam Asi patut<br />dijadikan pedoman untuk mewujudkan kehidupan yang sempurna.</p> Journal Manajer JPA Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/118 Mon, 21 Nov 2022 00:00:00 +0700 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP UPACARA OTONAN ANAK DI BANDAR LAMPUNG https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/124 <p>Pengalaman umat Hindu di Bali terhadap ajaran agama dan tradisinya, dengan<br />jelas dapat disaksikan melalui pelaksanaan upacara keagamaan. Upacara-upacara<br />keagamaan di Bali yang tercakup dalam Manusia Yadnya, banyak mempergunakan sarana<br />berupa upakara dan banten. Contoh Upacara Manusia yadnya salah satunya adalah upacara<br />otonan pada anak, yaitu memperingati hari kelahiran seseorang menurut pawukon, Panca<br />Wara dan Sapta Wara. Upacara kelahiran dalam umat Hindu di Bali dilaksanakan setelah<br />bayi lahir sampai 210 hari atau disebut juga otonan. Pelaksanaannya merupakan bukti rasa<br />syukur kepada Ida Sang Hyang widhi, dan para leluhur atas keturunan darah yang sudah<br />diberikan, agar selalu ingat pada diri sendiri, di mana kita berada, berapa usia kita, untuk<br />menjadi anak-anak yang suputra yang selalu berpegang teguh pada ajaran Dharma.<br />Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap<br />upacara otonan anak di Bandar lampung. Dalam penelitian ini penulis menggunakah teori<br />religi dan teori makna guna untuk memahami lebih dalam tentang persepsi masyarakat<br />terhadap upacara otonan anak. Pengumpulan data dengan tehnik observasi, tehnik<br />wawancara dengan beberapa nara sumber atau informan yang penulis pilih sesuai dengan<br />judul skripsi., dan dokumentasi, metode penelitian yang digunakan adalah metode<br />kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, masyarakat di Bandar lampung<br />mempunyai persepsi yang hampir sama terhadap upacara otonan anak, upacara otonan<br />adalah bagian dari Manusia Yadnya, yaitu korban suci yang dipersembahkan dengan tulus<br />ikhlas demi keselamatan keturunan, membentuk anak-anak yang suputra dan suputri.<br />Diperingati setiap 210 hari, berdasarkan pawukuan terdiri dari 30 wuku, sapta wara yang<br />terdiri dari tujuh hari, dan panca wara yang berjumlah lima, sangat penting dan wajib untuk<br />di peringati sesuai dengan perhitungan kalender Bali. Yang mempunyai tujuan utama<br />adalah memperintati hari kelahiran, sebagai pebersihan dan penyucian diri lahir dan batin<br />secara sekala dan niskala. Memohon keselamatan dan perlindungan Nya. Menetralisir<br />pengaruh-pengaruh yang tidak baik yang ada pada diri manusia dan mengentaskan derita<br />bawaan pada kelahiran sebelumnya.</p> Journal Manajer JPA Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/124 Mon, 21 Nov 2022 00:00:00 +0700 PENERAPAN PENDIDIKIAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA SUPUTRA DI SD N 26 NEGERIKATON KECAMATAN NEGERIKATON KABUPATEN PESAWARAN https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/122 <p>Pendidikan tidak hanya bertujuan menciptakan seseorang yang berkwalitas dan<br>berkarakter sehingga dapat mencapai cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi<br>secara cepat dan tepat dalam berbagai lingkungan, tetapi juga mendidik, membesarkan dan<br>mengembangkan kepribadian anak. Sementara itu, disusunnya mata pelajaran pendidikan<br>budi pekerti yang diajarkan masih tetap cenderung mengarah pada satu ranah kognitif saja,<br>sehingga perilaku yang menyimpang atau melanggar hukum mulai dari pejabat pemerintah<br>hingga masyarakat bawah, mulai dari soal korupsi, criminal dan kekerasan, tawuran antar<br>pelajar, bullying, melawan guru dan orang tua hingga berbohong dan memfitnah akhirakhir<br>ini justru lebih sering terjadi pada siswa sekolah dasar. Siswa SD N 26 Negerikaton<br>yang seharusnya memiliki nilai-nilai karakter yang religious, disiplin, berbudi pekerti,<br>sopan serta jujur justru semakin menurun. Padahal jika merujuk pada keberhasilan<br>Pendidikan Agama dan Budi Pekerti seharusnya hal-hal tersebut dapat diminimalisir.<br>Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat membentuk karakter siswa Hindu dan<br>penerapan pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti dalam membentuk karakter serta<br>implikasi dalam membentuk karakter siswa suputra di SD N 26 Negerikaton Kabupaten<br>Pesawaran. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat membentuk karakter siswa<br>suputra di SD N 26 Negerikaton melalui penanaman nilai-nilai agama Hindu dalam<br>pembelajaran, pembiasaan serta keteladanan Tri Kaya Parisudha yang dicontohkan oleh<br>Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Implikasi penerapan Pendidikan Agama<br>Hindu dan Budi Pekerti dapat diamati melalui perilaku dan kebiasaan siswa Hindu yang<br>mencerminkan ajaran Trikaya Parisudha baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan<br>keluarga.<br><br></p> Journal Manajer JPA Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/122 Mon, 21 Nov 2022 00:00:00 +0700 IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA MASYARAKAT HINDU DI KAMPUNG CAHYO RANDU KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/119 <p>Konsep ajaran Hindu bahwa kebahagiaan hanya terwujud jika adanya hubungan<br />yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia<br />dengan alam. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lainnya di<br />bumi memiliki peranan utama dalam menegakkan aturan. Manusia dengan kecerdasan<br />yang dimilikinya dapat membuat aturan-aturan dalam berinteraksi sesama manusia.<br />Konsep Tri Hita Karana pada masyarakat di Desa Cahyou Randu tercermin dalam tata<br />kehidupan masyarakat Hindu. Hubungannya dengan Tri Hita Karana, Parhyangan (Sang<br />Hyang Widhi Wasa), Pawongan (manusia), Palemahan (alam tempat tinggal) adalah<br />merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dirumuskan permasalahan sebagai<br />berikut : bagaimanakah bentuk ajaran Tri Hitakarana yang diimplementasikan di Desa<br />Cahyou Randu Kecamtan Pagar Dewa? bagaimanakah proses implementasi ajaran Tri<br />Hitakarana di Desa Cahyou Randu Kecamatan Pagar Dewa? Dan Nilai-nilai pendidikan<br />agama Hindu apa saja yang terkandung dalam implementasi ajaran Tri Hitakarana di Desa<br />Cahyou Randu Kecamatan Pagar Dewa? Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah<br />penelitian kualitatif. Simpulan sebagai berikut: Bentuk Ajaran Tri Hita Karana yang<br />diimplementasikan di Desa Cahyou Randu Kecamatan Pagar Dewa dibidang Parhyangan<br />yakni diwujudkan dengan pemujaan terhadap Dewa Tri Murti, dibidang Pawongan<br />diwujudkan dengan saling tolong-menolong, dibidang Palemahan diwujudkan dengan<br />pelestarian alam. Proses Implementasi ajaran Tri Hita Karana terhadap perilaku<br />masyarakat Hindu di Desa Cahyou Randu Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang<br />Bawang Barat dibidang Parhyangan diwujudkan dengan ngayah, dibidang Pawongan<br />diwujudkan dengan organisasi (sekaa), dibidang Palemahan diwujudkan dengan kerja<br />bhakti. Nilai-nilai pendidikan agama Hindu dalam implementasi ajaran Tri Hita Karana di<br />Desa Cahyou Randu Kecamatan Pagar Dewa yaitu (1) Nilai Pendidikan Tattwa bahwa<br />masyarakat Hindu di Desa Cahyou Randu terlihat dalam menunjukkan sradha dan<br />bhaktinya kepada Sang Hyang Widhi Wasa dengan cara menghaturkan banten dan<br />melaksanakan piodalan juga persembahyangan bersama. (2) Nilai Pendidikan Susila dalam<br />implementasi ajaran Tri Hita Karana di Desa Cahyou Randu agar selalu mengendalikan<br />pikiran, perkataan, perbuatan untuk bertindak sesuai dengan ajaran Agama Hindu. (3) Nilai<br />Pendidikan Upacara adalah mendidik masyarakat untuk tetap melaksanakan kegiatan yang<br />bersifat ritual, sebagai upaya mendekatkan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.</p> Journal Manajer JPA Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/119 Mon, 21 Nov 2022 00:00:00 +0700 IMPLEMENTASI BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/125 <p>Penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja<br />guru melalui penciptaan budaya organisasi yang positif. Budaya organisasi sekolah<br />memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja guru, namun hal itu ditentukan oleh bagaimana<br />strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam menanamkan nilai-nilainnya. Masalah dalam<br />penelitian ini adalah budaya organisasi dan kinerja guru, serta bagaimana strategi<br />kepemimpinan kepala sekolah dalam menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam<br />budaya organisasi guna meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk<br />mengetahui masalah yang dihadapi oleh kepala sekolah dan untuk mengetahui upaya<br />kepala sekolah SMA Negeri I Sepiutih Raman dalam meningkatkan kinerja guru melalui<br />pendekatan budaya organisasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.<br />Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri I Sepiutih Raman dalam meningkatkan kinerja<br />guru melalui penciptaan budaya organisasi yang positif berjalan dengan baik, nilai-nilai<br />yang ditanamkan kepala sekolah seperti kejujuran, ketegasan, dan disiplin berperilaku,<br />norma-norma yang dijadikan ukuran, nilai kebersamaan yang ingin dianut dapat dipahami<br />dengan baik oleh guru. Guru sangat paham dengan makna professional yang harus<br />dijalaninya. Profesi guru dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar,<br />membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dapat<br />dijalani dengan baik sehingga karakter siswa dapat ditingkatkan</p> Journal Manajer JPA Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/125 Mon, 21 Nov 2022 00:00:00 +0700 PERAN KETUA PASRAMAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/123 <p>Materi yang diajarkan di Pasraman Kesuma Wijaya seperti materi yang di<br />ajarkan di sekolahan formal seperti halnya Purana, Ramayana, Mahabrata dan lain-lain.<br />Namun siswa tidak dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang berkaitan langsung<br />dengan persiapan-persiapan upacara keagamaan. Misalnya keterampilan membuat canang<br />sari, ngulat tipat dan klakat (sarana upacara) serta kelengkapan upacara sederhana lainnya.<br />Di bidang seni, seperti masanti, makidung, magambel dan menari serta diajari membuat<br />perlengkapan upacara yang lebih kompleks seperti membuat aneka macam caru serta<br />bebantenan. Penelitian ini Memiliki 3 tujuan yaitu : 1). Untuk mengetahui peran ketua<br />pasraman dalam meningkatkan pembelajaran Pendidikan agama Hindu di Pasraman<br />Wijaya Kesuma. 2). Untuk mengetahui efektifvitas kegiatan belajar mengajar di Pasraman<br />Wijaya Kesuma. 3). Untuk mengetahui Faktor-faktor kendala yang dihadapi dalam<br />meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan agama Hindu di Pasraman Wijaya<br />Kesuma. Penelitian yang penulis lakukan ini adalah deskriptif kualitatif, tehnik<br />pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.<br />Sedangkan untuk menganalisisnya penulis menggunakan analisis data dengan menguraikan<br />proses pelaksanaan dan penyatuan secara sistematis berupa wawancara, catatan lapangan<br />dan bahan lainnya yang mendukung skripsi ini. Hasil dari penelitian ini bahwa ketua<br />pasraman hanya berperan sebagai pemantau serta mendorong guru dan murid menjalin<br />hubungan yang harmonis agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dan sebagai fasilitator<br />bagi guru pasraman. Ketua pasraman belum sepenuhnya menjalankan fungsi-fungsi<br />manajemen pasraman seperti membuat perencanaan terlebih sebelum dilaksanakan,<br />melakukan pengorganisasian pasraman, dalam pelaksanaan di sesuaikan dengan kalender<br />pendidikan, melakukan pengendalian pasraman, dan melakukan evaluasi di dalam kegiatan<br />pasraman.</p> Journal Manajer JPA Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/123 Mon, 21 Nov 2022 00:00:00 +0700 KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DARI PARTAI PDI ERJUANGAN YANG BERAGAMA HINDU DI KABUPATEN TULANG BAWANG https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/121 <p>Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi, manusia<br />dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah<br />tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada.<br />Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi<br />bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan<br />adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan<br />begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet<br />atau berantakan. Dalam proses politik, komunikasi politik merupakan hal yang penting,<br />terutama sebagai jembatan untuk menyampaikan pesan-pesan. Komunikasi politik<br />dimaknai sebagai prilaku ataukegiatan komunikasi melalui media massa yang bersifat<br />politik, punya akibat politik dan berpengaruh terhadap prilaku politik (Dahlan,1990).<br />Dalam penulisan ini,penulis mengidentifikasikan rumusanmasalah sebagai<br />berikut:Bagaimana Startegi Komunikasi Politik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat<br />Daerah (DPRD) dari Partai PDI Perjuangan yang beragama Hindu di Kabupaten Tulang<br />Bawang? Dan Apa Kendala/Faktor Penghambat Komunikasi Politik Anggota DPRD dari<br />partai PDIP terhadap Konstituenya?. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis<br />penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang mengkaji dan yang dapat menggambarkan<br />realita sosial yang kompleks dan konkrit. Dalam pembahasan ditemukan fakta bahwa<br />strategi komunikasi politik anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Partai<br />PDI Perjuangan yang beragama Hindu di Kabupaten Tulang Bawang dilakukan dengan<br />beberapa cara, meliputi : Komunikasi Massa, yaitu komunikasi melalui media massa, yakni<br />surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Komunikasi organisasi, yaitu bentuk kerja<br />sama yang sistemik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.<br />Komunikasi personal yaitu komunikasi yang terjadi antara dua orang, dan dapat<br />berlangsung dengan dua cara yakni secara langsung (tatap muka) dan secara tidak langsung<br />(menggunakan media). Terdapat dua faktor pengahambat sebagai berikut : Pertama,<br />Masyarakat. Masyarakat adalah faktor utama penghambat dalam melakukan komunikasi<br />politik. Kedua, Letak geografis. Kondisi geografis Kabupaten Tulang Bawang<br />mempengaruhi proses komunikasi Kandidat Caleg.</p> Journal Manajer JPA Copyright (c) 2022 JURNAL PENDIDIKAN AGAMA https://ejournal.stahlampung.ac.id/index.php/jpastahlampung/article/view/121 Mon, 21 Nov 2022 00:00:00 +0700