PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP UPACARA OTONAN ANAK DI BANDAR LAMPUNG

Authors

  • Journal Manajer JPA

Keywords:

Persepsi Masyarakat, Upacara Otonan, Anak

Abstract

Pengalaman umat Hindu di Bali terhadap ajaran agama dan tradisinya, dengan
jelas dapat disaksikan melalui pelaksanaan upacara keagamaan. Upacara-upacara
keagamaan di Bali yang tercakup dalam Manusia Yadnya, banyak mempergunakan sarana
berupa upakara dan banten. Contoh Upacara Manusia yadnya salah satunya adalah upacara
otonan pada anak, yaitu memperingati hari kelahiran seseorang menurut pawukon, Panca
Wara dan Sapta Wara. Upacara kelahiran dalam umat Hindu di Bali dilaksanakan setelah
bayi lahir sampai 210 hari atau disebut juga otonan. Pelaksanaannya merupakan bukti rasa
syukur kepada Ida Sang Hyang widhi, dan para leluhur atas keturunan darah yang sudah
diberikan, agar selalu ingat pada diri sendiri, di mana kita berada, berapa usia kita, untuk
menjadi anak-anak yang suputra yang selalu berpegang teguh pada ajaran Dharma.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap
upacara otonan anak di Bandar lampung. Dalam penelitian ini penulis menggunakah teori
religi dan teori makna guna untuk memahami lebih dalam tentang persepsi masyarakat
terhadap upacara otonan anak. Pengumpulan data dengan tehnik observasi, tehnik
wawancara dengan beberapa nara sumber atau informan yang penulis pilih sesuai dengan
judul skripsi., dan dokumentasi, metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, masyarakat di Bandar lampung
mempunyai persepsi yang hampir sama terhadap upacara otonan anak, upacara otonan
adalah bagian dari Manusia Yadnya, yaitu korban suci yang dipersembahkan dengan tulus
ikhlas demi keselamatan keturunan, membentuk anak-anak yang suputra dan suputri.
Diperingati setiap 210 hari, berdasarkan pawukuan terdiri dari 30 wuku, sapta wara yang
terdiri dari tujuh hari, dan panca wara yang berjumlah lima, sangat penting dan wajib untuk
di peringati sesuai dengan perhitungan kalender Bali. Yang mempunyai tujuan utama
adalah memperintati hari kelahiran, sebagai pebersihan dan penyucian diri lahir dan batin
secara sekala dan niskala. Memohon keselamatan dan perlindungan Nya. Menetralisir
pengaruh-pengaruh yang tidak baik yang ada pada diri manusia dan mengentaskan derita
bawaan pada kelahiran sebelumnya.

Published

2022-11-21